KICAU Mania. Ya, itulah sebutan buat para pecinta burung berkicau di seluruh nusantara. Nyaris di semua daerah di Indonesia memiliki perkumpulan burung berkicau. Dan di Samarinda, nama Bird Club (BC) Pelangi Team jelas sudah tak asing lagi bagi mereka yang kerap berkecimpung di dunia burung berkicau.
"SAYA mulai menyukai burung berkicau sejak tahun 2000 lalu. Awalnya saya hanya senang saja dengan membeli dua ekor burung, yakni Lovebird dan Kenari," cerita H Agus Budiman, pendiri Pelangi Team kepada harian ini.
Dari sekadar hobi memelihara dan merawat, lama kelamaan Agus sudah tak bisa lepas kesehariannya dengan burung. Dan saat mengikuti lomba pertama kalinya pada 2002, Kenari peliharaannya sukses meraih juara II di Balikpapan. Sejak itulah kecintaan Agus dengan burung berkicau semakin menjadi. Sampai akhirnya ia membentuk Pelangi Team.
"Saya sengaja memilih nama Pelangi. Sebab keindahan warna pelangi tak ada apa-apanya jika hanya satu warna. Dan di tim ini, anggotanya datang dari semua kalangan. Mulai dari pengusaha, sampai tukang becak," ujarnya.
Agus sendiri pernah memiliki burung hingga 150 ekor di rumahnya, walau sekarang jumlahnya berkurang menjadi setengahnya dengan dua perawat yang tiap hari membersihkan dan memberi makan burung-burung Agus.
Soal harga burung, Agus yang juga pemilik rumah makan Ayam Gepuk di bilangan Jalan M Yamin ini mengatakan, ia tak terlalu jor-joran mengeluarkan dana. Burung termahal dibelinya seharga Rp 30 juta. Namun harga tersebut jelas sebanding dengan "kerja" burung saat lomba. Sebab beberapa kali burung Lovebird pembeliannya menjadi juara.
Siluman Ular, adalah Lovebird andalan Agus di setiap lomba, karena sering menjadi yang terbaik di kelasnya. Disinggung mengenai banyaknya dana yang dikeluarkan selama ini, Agus mengaku tak memikirkan hal tersebut. Baginya kepuasan batin adalah yang terpenting.
"Kepuasaan batin tak bisa dinilai dengan uang sejumlah apapun," katanya, yang mengaku menghabiskan dana Rp 4-5 juta untuk perawatan burung setiap bulannya. Dan sekarang, Pelangi Team menikmati kebesaran namanya di setiap lomba di kategori BC. Piala tetap dan bergilir Piala Wali Kota, Gubernur hingga Kapolda, kini masih digenggam Pelangi Team yang berjumlah sekitar 70 anggota kicau mania.
Tak hanya di lomba regional. Pelangi Team sudah terbiasa "menjajah" lomba di Jawa. Fitri BKS adalah anggota paling getol mengikuti lomba di luar Kaltim. Fitri bisa dikatakan "lebih gila" dalam pembelian burung. Jika Agus lebih senang memilihara burung biasa menjadi luar biasa, Fitri lebih getol membeli burung dengan harga fantastis. Sebab ia pernah membeli burung Kacer seharga Rp 250 juta.
"Ada kepuasaan sendiri kalau burung harga mahal yang saya beli mau kerja saat lomba. Saya sudah bermain burung sejak lama, jadi dengan bergabung di Pelangi Team bersama penggemar burung, apa yang saya suka tersalurkan," ujarnya.
Murai Borneo bernama Kenzo adalah burung andalan Fitri BKS di setiap lomba di Kaltim. Untuk pulau Jawa, ia biasanya membawa sampai 20 ekor untuk dilombakan. Terakhir ia meraih juara kategori single fighter (SF), saat lomba diadakan di Jawa.
Dikatakan Fitri, bermain burung dalam setiap lomba banyak suka dukanya. Suka jika burung yang dibawa memperlihatkan kemerduan suara dan meraih juara.
"Tapi kadang juga kesal, karena lomba di Jawa kita bertarung sendiri menghadapi lawan-lawan tangguh dengan juri yang sering tak adil dalam penilaian. Tapi kalau kemenangan diraih, kerja keras serta rasa lelah jadi terbayarkan," terangnya.
Nyaris sama seperti Agus, Fitri BKS pun memiliki banyak burung peliharaan. Bahkan rata-rata burung yang dibeli harganya di luar akal sehat. Sebab mayoritas harga burung milik Fitri harganya di atas Rp 5 juta. "Kita mencari kepuasaan dan kesenangan pada burung. Soal harga saya pikir sesuai saja dengan apa yang diperlihatkannya di lomba," katanya mengakhiri. (upi/agi)
Sumber:http://www.sapos.co.id/index.php/berita/detail/Rubrik/9/37183
"SAYA mulai menyukai burung berkicau sejak tahun 2000 lalu. Awalnya saya hanya senang saja dengan membeli dua ekor burung, yakni Lovebird dan Kenari," cerita H Agus Budiman, pendiri Pelangi Team kepada harian ini.
Dari sekadar hobi memelihara dan merawat, lama kelamaan Agus sudah tak bisa lepas kesehariannya dengan burung. Dan saat mengikuti lomba pertama kalinya pada 2002, Kenari peliharaannya sukses meraih juara II di Balikpapan. Sejak itulah kecintaan Agus dengan burung berkicau semakin menjadi. Sampai akhirnya ia membentuk Pelangi Team.
"Saya sengaja memilih nama Pelangi. Sebab keindahan warna pelangi tak ada apa-apanya jika hanya satu warna. Dan di tim ini, anggotanya datang dari semua kalangan. Mulai dari pengusaha, sampai tukang becak," ujarnya.
Agus sendiri pernah memiliki burung hingga 150 ekor di rumahnya, walau sekarang jumlahnya berkurang menjadi setengahnya dengan dua perawat yang tiap hari membersihkan dan memberi makan burung-burung Agus.
Soal harga burung, Agus yang juga pemilik rumah makan Ayam Gepuk di bilangan Jalan M Yamin ini mengatakan, ia tak terlalu jor-joran mengeluarkan dana. Burung termahal dibelinya seharga Rp 30 juta. Namun harga tersebut jelas sebanding dengan "kerja" burung saat lomba. Sebab beberapa kali burung Lovebird pembeliannya menjadi juara.
Siluman Ular, adalah Lovebird andalan Agus di setiap lomba, karena sering menjadi yang terbaik di kelasnya. Disinggung mengenai banyaknya dana yang dikeluarkan selama ini, Agus mengaku tak memikirkan hal tersebut. Baginya kepuasan batin adalah yang terpenting.
"Kepuasaan batin tak bisa dinilai dengan uang sejumlah apapun," katanya, yang mengaku menghabiskan dana Rp 4-5 juta untuk perawatan burung setiap bulannya. Dan sekarang, Pelangi Team menikmati kebesaran namanya di setiap lomba di kategori BC. Piala tetap dan bergilir Piala Wali Kota, Gubernur hingga Kapolda, kini masih digenggam Pelangi Team yang berjumlah sekitar 70 anggota kicau mania.
Tak hanya di lomba regional. Pelangi Team sudah terbiasa "menjajah" lomba di Jawa. Fitri BKS adalah anggota paling getol mengikuti lomba di luar Kaltim. Fitri bisa dikatakan "lebih gila" dalam pembelian burung. Jika Agus lebih senang memilihara burung biasa menjadi luar biasa, Fitri lebih getol membeli burung dengan harga fantastis. Sebab ia pernah membeli burung Kacer seharga Rp 250 juta.
"Ada kepuasaan sendiri kalau burung harga mahal yang saya beli mau kerja saat lomba. Saya sudah bermain burung sejak lama, jadi dengan bergabung di Pelangi Team bersama penggemar burung, apa yang saya suka tersalurkan," ujarnya.
Murai Borneo bernama Kenzo adalah burung andalan Fitri BKS di setiap lomba di Kaltim. Untuk pulau Jawa, ia biasanya membawa sampai 20 ekor untuk dilombakan. Terakhir ia meraih juara kategori single fighter (SF), saat lomba diadakan di Jawa.
Dikatakan Fitri, bermain burung dalam setiap lomba banyak suka dukanya. Suka jika burung yang dibawa memperlihatkan kemerduan suara dan meraih juara.
"Tapi kadang juga kesal, karena lomba di Jawa kita bertarung sendiri menghadapi lawan-lawan tangguh dengan juri yang sering tak adil dalam penilaian. Tapi kalau kemenangan diraih, kerja keras serta rasa lelah jadi terbayarkan," terangnya.
Nyaris sama seperti Agus, Fitri BKS pun memiliki banyak burung peliharaan. Bahkan rata-rata burung yang dibeli harganya di luar akal sehat. Sebab mayoritas harga burung milik Fitri harganya di atas Rp 5 juta. "Kita mencari kepuasaan dan kesenangan pada burung. Soal harga saya pikir sesuai saja dengan apa yang diperlihatkannya di lomba," katanya mengakhiri. (upi/agi)
Sumber:http://www.sapos.co.id/index.php/berita/detail/Rubrik/9/37183
0 comments:
Post a Comment