Kalau Anda pernah mendapat teguran “jangan suka membeo”, entah dari keluarga atau sahabat, itu maksudnya mengingatkan untuk tidak suka menirukan ucapan atau tindakan orang lain. Beo memang dikenal sebagaii burung yang pandai menirukan suara manusia, tentu melalui latihan berulang-ulang. Namun membeo juga asyik lho, sepanjang istilah itu disepakati sebagai akronim dari “memelihara beo”.
Ada 4 spesies beo di dunia ini, satu di antaranya adalah Gracula religiosa yang terdiri atas sembilan subspesies dan hampir separonya dijumpai di Indonesia. Subspesies yang ada di Indonesia ini adalah:
Beo sumbawa (Gracula religiosa venerata): habitat Sumbawa, Bali, Timor, dan Nusa Tenggara.
Beo flores (Gracula religiosa mertensi): Flores, Pantar, dan Alor.
Beo batu ( Gracula religiosa batuensis): Batu dan Kepulauan Mentawai.
Beo jawa (Gracula religiosa religiosa): Jawa, Bali, Sumatera, Bangka, Kalimantan, dan Malaysia.
Beo nias (Gracula religiosa robusta): Pulau Nias, serta pulau-pulau kecil di sebelah barat Sumatera seperti Pulau Babi, Tuangku, dan Bankaru.
Catatan Om Kicau:
Sebagian ornitholog menempatkan beo nias sebagai spesies tersendiri, dengan nama ilmiah Gracula robusta.
Ras beo nias, flores dan sumbawa termasuk dalam daftar burung yang dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.
Ada lagi burung beo enggano yang merupakan spesies tersendiri, yaitu Gracula engangensis, dengan habitat di Pulau Enggano dan beberapa pulau kecil di sebelah baratdaya Sumatera. Dengan demikian, tiga spesies beo ada di Indonesia. Satu spesies lagi adalah beo srilanka (Gracula ptilogenys) yang merupakan burung endemik di Srilanka.
Dari enam jenis beo yang ada di Tanah Air, yang terpopular adalah beo jawa, yang bahkan banyak dipelihara masyararakat di Asia dan Eropa. Jika Anda melihat beo di sejumlah pasar burung, umumnya adalah beo jawa dan beo india (Gracula religiosa intermedia) yang berasal dari India, Indochina, dan China.
Kepintaran beo dalam mengolah vokal sehingga bisa mengucapkan kalimat-kalimat yang biasa diucapkan manusia membuat burung ini menjadi salah satu objek perdagangan dan perburuan di seluruh dunia termasuk di indonesia.
Salah satu jenis beo yang paling terkenal kepintarannya adalah beo nias. Namun perburuan liar yang tidak terkendali menyebabkan beo nias diambang kepunahan, sehingga kini menjadi salah satu burung yang dilindungi dengan undang-undang.
Karena itu, omkicau.com menyarankan Anda untuk tidak memelihara beo nias, sebab dianggap memiliki burung langka yang dilindungi, dengan sanksi pidana cukup berat. Yang paling aman adalah memelihara burung beo jawa atau beo india.
Saat ini banyak pasar burung di kota besar yang menjual beo dalam beragam umur, mulai dari anakan, burung muda, hingga burung dewasa. Seperti dijelaskan di atas, yang beredar di pasaran umumnya beo jawa dan beo india.
Beo jawa memiliki penampilan yang mirip dengan beo nias, hanya saja ukuran tubuh beo jawa lebih kecil. Panjang tubuh beo jawa, diukur dari ujung paruh hingga pangkal ekor rata-rata 29-30 cm. Sedangkan beo nias bisa mencapai 36 cm.
Selain itu jawer pada beo jawa juga berbeda dari beo nias. Jawer adalah semacam jengger. Pada ayam, jengger berada di atas kepala kepala, berwarna merah, serta umumnya bergerigi dan berdiri tegak (meski ada pula yang menjuntai ke samping).
Pada beo, jengger tidak tumbuh di atas kepala, melainkan di belakang kepala dan berwarna kuning. Jawer beo nias memanjang ke belakang. Sedangkan jawer beo jawa tidak terlalu panjang.
Sumber; http://omkicau.com/2012/12/16/asyiknya-membeo-memelihara-beo/
Ada 4 spesies beo di dunia ini, satu di antaranya adalah Gracula religiosa yang terdiri atas sembilan subspesies dan hampir separonya dijumpai di Indonesia. Subspesies yang ada di Indonesia ini adalah:
Beo sumbawa (Gracula religiosa venerata): habitat Sumbawa, Bali, Timor, dan Nusa Tenggara.
Beo flores (Gracula religiosa mertensi): Flores, Pantar, dan Alor.
Beo batu ( Gracula religiosa batuensis): Batu dan Kepulauan Mentawai.
Beo jawa (Gracula religiosa religiosa): Jawa, Bali, Sumatera, Bangka, Kalimantan, dan Malaysia.
Beo nias (Gracula religiosa robusta): Pulau Nias, serta pulau-pulau kecil di sebelah barat Sumatera seperti Pulau Babi, Tuangku, dan Bankaru.
Catatan Om Kicau:
Sebagian ornitholog menempatkan beo nias sebagai spesies tersendiri, dengan nama ilmiah Gracula robusta.
Ras beo nias, flores dan sumbawa termasuk dalam daftar burung yang dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.
Ada lagi burung beo enggano yang merupakan spesies tersendiri, yaitu Gracula engangensis, dengan habitat di Pulau Enggano dan beberapa pulau kecil di sebelah baratdaya Sumatera. Dengan demikian, tiga spesies beo ada di Indonesia. Satu spesies lagi adalah beo srilanka (Gracula ptilogenys) yang merupakan burung endemik di Srilanka.
Dari enam jenis beo yang ada di Tanah Air, yang terpopular adalah beo jawa, yang bahkan banyak dipelihara masyararakat di Asia dan Eropa. Jika Anda melihat beo di sejumlah pasar burung, umumnya adalah beo jawa dan beo india (Gracula religiosa intermedia) yang berasal dari India, Indochina, dan China.
Kepintaran beo dalam mengolah vokal sehingga bisa mengucapkan kalimat-kalimat yang biasa diucapkan manusia membuat burung ini menjadi salah satu objek perdagangan dan perburuan di seluruh dunia termasuk di indonesia.
Salah satu jenis beo yang paling terkenal kepintarannya adalah beo nias. Namun perburuan liar yang tidak terkendali menyebabkan beo nias diambang kepunahan, sehingga kini menjadi salah satu burung yang dilindungi dengan undang-undang.
Karena itu, omkicau.com menyarankan Anda untuk tidak memelihara beo nias, sebab dianggap memiliki burung langka yang dilindungi, dengan sanksi pidana cukup berat. Yang paling aman adalah memelihara burung beo jawa atau beo india.
Saat ini banyak pasar burung di kota besar yang menjual beo dalam beragam umur, mulai dari anakan, burung muda, hingga burung dewasa. Seperti dijelaskan di atas, yang beredar di pasaran umumnya beo jawa dan beo india.
Beo jawa memiliki penampilan yang mirip dengan beo nias, hanya saja ukuran tubuh beo jawa lebih kecil. Panjang tubuh beo jawa, diukur dari ujung paruh hingga pangkal ekor rata-rata 29-30 cm. Sedangkan beo nias bisa mencapai 36 cm.
Selain itu jawer pada beo jawa juga berbeda dari beo nias. Jawer adalah semacam jengger. Pada ayam, jengger berada di atas kepala kepala, berwarna merah, serta umumnya bergerigi dan berdiri tegak (meski ada pula yang menjuntai ke samping).
Pada beo, jengger tidak tumbuh di atas kepala, melainkan di belakang kepala dan berwarna kuning. Jawer beo nias memanjang ke belakang. Sedangkan jawer beo jawa tidak terlalu panjang.
Sumber; http://omkicau.com/2012/12/16/asyiknya-membeo-memelihara-beo/
0 comments:
Post a Comment